Cara menghitung cc Motor Paling Mudah
Bagi pemakai sepeda motor tentu mengetahui kapasitas cc yang ada
pada motor, mungkin masih ada yang belum paham cc itu hasil hitungannya seperti
apa. CC kepanjangan dari Centimeter Cubic, dimana masing masing pabrikan speda
motor pasti mempunyai cc yang tidak sama kecuali hasil dari pembulatan.
Oleh karena itu untuk mengetahui besaran volume yang terdapat pada ruang bakar mesin motor baik silinder maupun piston maka kita akan mencoba menghitung kapasitas CC.
Oleh karena itu untuk mengetahui besaran volume yang terdapat pada ruang bakar mesin motor baik silinder maupun piston maka kita akan mencoba menghitung kapasitas CC.
Langkah langkah yang harus anda ketahui untuk menghitung CC
adalah dengan menghitung terlebih dahulu berapa diameter dari piston
selanjutnya mengukur panjang langkah (stroke) piston.
Cara Pertama :
Rumus untuk menghitung cc Motor menggunakan Rumus
3,14 x (Diameter Piston) X (Diameter Piston) X (Panjang Stroke)
: 4000
Agar lebih jelas akan saya berikan contoh di bawah ini
1. Motor Supra 100 cc, mempunyai diameter piston adalah 50 mm
dan mempunyai panjang strokenya adalah 49,5 mm, maka hasil
penghitungannya:
3,14 X 50 mm X 50 mm X 49,5 mm : 4000 = 97,14375 cc
2. Yamaha Jupiter MX, mempunyai diameter piston adalah 54 mm dan
mempunyai panjang strokenya adalah 58,7 mm, maka hasil penghitungannya:
3,14 X 54 mm X 54 mm X 58,7 mm : 4000 = 134,367822
3. Yamaha Vixion, mempunyai diameter pistonnya adalah 57 mm dan
panjang strokenya adalah 58,5 mm, maka hasil penghitungannya:
3,14 X 57 mm X 57 mm X 58,5 mm : 4000 = 149,202203
4. Honda CBR 150 cc, mempunyai diameter pistonnya adalah 63,5 mm
dan mempunyai panjang strokenya adalah 47,5 mm, maka hasil
penghitungannya:
3,14 X
63,5 mm X 63,5 mm X 47,5 mm : 4000 = 150,352522
Cara Kedua :
Dari penghitungan kedua rumus diatas bisa kita simpulkan bahwa jika ukuran piston lebih besar dari pada panjang stroke untuk mengail tenaga yang lebih tinggi di perlukan Rpm mesin yang tinggi pula.
Rumus menghitung kapasitas mesin yang umumnya digunakan sebagai berikut:
∏/4 x (DxD) x L
Keterangan :
∏ : Rumus absolute sebuah lingkaran (3,14)
D : Diameter silinder atau piston
L : Panjang langkah piston atau stroke
∏ : Rumus absolute sebuah lingkaran (3,14)
D : Diameter silinder atau piston
L : Panjang langkah piston atau stroke
Berikut penjelasan Rumusnya, 0,785 x Bore x Bore x Stroke. Hasilnya akan sama dengan rumus di atas. O,785 merupakan hasil dari 3,14 : 4 dari rumus di atas. Rumus ini agar lebih mudah diingat saja.
Misalkan Yamaha Mio J mempunyai diameter piston standar 50 mm dengan stroke 57,9 mm. Jika anda melakukan bore up menggunakan piston berdiameter 58 mm. Jadi, berapa kapasitas mesin Mio J setelah dibore up?
Rumus:
0,785 x Bore x Bore x Stroke
Diketahui diamater piston setelah dibore up 58 mm. Panjang langkah piston (Stroke) tetap 57,9 mm, dihitung dengan rumus :
0,785 x 58 mm x 58 mm x 57,9 mm = 152898,8 mm
Untuk menghasilkan hitungan cc, hasil tersebut tinggal dibagi 1.000. Jadi 152898,8 mm : 1000 hasilnya 152,8 cc. Kita hilangkan koma ke arah kiri sebanyak tiga kali.
Dari penghitungan kedua rumus diatas bisa kita simpulkan bahwa jika ukuran piston lebih besar dari pada panjang stroke untuk mengail tenaga yang lebih tinggi di perlukan Rpm mesin yang tinggi pula.
Sementara jika diameter
piston lebih kecil dari panjang stroke untuk mengail tenaga akan lebih cepat
pada rentang Rpm bawah karena mempunyai torsi yang melimpah. Dari masing masing
konfigurasi diatas baik konfigurasi overbore maupun overstroke mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing masing dan mempunyai karakter berbeda beda.
No comments